TIGA RACUN
Oleh: Haris, S.Ag
Sebagai manusia, kita memiliki musuh
laten yang sangat berbahaya yaitu ketidaktahuan kita akan hakikat kehidupan. Karena
batin kita dijajah oleh ketiga hal yang bersekutu sangat kuat. Mereka adalah
Keserakahan (lobha), Kebencian (dosa), dan kegelapan batin (moha). Tiga hal ini
merupakan racun atau sering disebut sebagai tiga akar kejahatan.
Keserakahan membuat seseorang
menginginkan lebih banyak kenikmatan yang melampaui kebutuhannya, keserakahan
dapat membuat seseorang menjadi tidak peduli pada penderitaan pihak lain. Orang
yang serakah selalu berusaha untuk memuaskan nafsu keinginan, karena mereka
berpikir dengan jalan memuaskan nafsu keinginan seseorang baru bisa bahagia.
Namun, dengan berusaha memuaskan nafsu keinginan sama saja dengan memberi makan
keserakahan dengan makanan bergizi. Keserakahan akan tumbuh semakin kuat dalam
diri kita. Kita akan semakin mudah kecewa, sedih, dan frustasi jika tidak
mencapai apa yang diinginkan. Misalnya jika kita sudah sedemikian terikatnya
dengan makanan lezat, dan hanya mau makan makanan lezat, suatu ketika makanan
yang kita inginkan tidak tersedia, kita pun akan menderita. Kebanyakan orang
serakah atau tamak menganut paham bahwa kebahagiaan adalah mendapatkan apa yang
diinginkan, padahal kebahagiaan adalah merasa berkecukupan terhadap apa yang
telah didapat.
Musuh kita selanjutnya adalah
kebencian. Kebencian juga tidak kalah jahat dari keserakahan. Kebencian
menyebabkan orang-orang saling memusuhi dan menyakiti. Perasaan dendam dan iri
hati juga salah satu akibat dari kebencian. Menyimpan kebencian terhadap
seseorang adalah perbuatan yang tidak bijaksana. Mengapa demikian? Karena
begitu seseorang dalam kondisi penuh kebencian, batin kita menjadi sangat
menderita dan tersiksa, sementara itu orang yang kita benci mungkin sama sekali
tidak menanam benci kepada kita, mereka mungkin bahkan sedang bergembira,
sementara kita menderita karena kebencian. Itulah alasan ketidakbijaksanaan
dari orang yang memiliki kebencian. Untuk itu salah satu cara ketika kebencian
timbul, renungkan bahwa mereka, orang-orang yang kita benci itu, sesungguhnya
bukan orang lain. Kita dan mereka kemungkinan besar pernah menjadi saudara,
anak, atau orang tua kita dalam kehidupan lampau, atau mungkin akan menjadi saudara,
anak, dan orang tua kita dalam kehidupan mendatang. Dengan berpikir demikian
maka kebencian akan sedikit terkurangi.
Racun yang ketiga adalah kegelapan
batin. Kegelapan batin bukan berarti bodoh karena buta intelektual atau tidak
memahami ilmu pengetahuan dan teknologi. Bodoh yang dimaksud di sini mengenai
kebodohan batin, yakni tidak bisa membedakan baik dan buruk, bermanfaat dan
tidak bermanfaat, serta tidak menjalani yang baik dan tidak menjahui yang
buruk. Karena kegelapan batin, kita menjadi terlalu banyak menyia-nyiakan waktu
untuk hal-hal yang tidak bermakna dalam hidup ini.
Tiga racun ini menyebabkan kita
berada dalam kegelapan batin. Maka dari itu, kita membutuhkan pelita penerang.
Pelita penerang itu adalah Dhamma. Agar memberi makna dan manfaat bagi kita.
Sang buddha telah menunjukkan Dhamma sebagai pelita. Dhamma yang dapat
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengurangi keberadaan tiga racun
dalam diri kita. Dalam Cullavedala Sutta, Majjhima Nikaya Buddha menunjukkan
Dhamma yang sangat luhur untuk kebahagiaan semua makhluk baik kehidupan saat
ini atau pun kehidupan yang akan datang, yaitu: (1). Kebijaksanaan yang masih
bersifat konsep dan teoritis, (2). Sila/moralitas, (3). Samadhi dan
kebijaksanaan karena hasil dari praktik moralitas dan samadhi.
Jika Dhamma itu di praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari akan membawa manfaat kebahagiaan duniawi yaitu merasa
puas dan cukup atas yang telah didapat berupa: makanan, sandang, tempat tinggal
dan kesehatan. Kebahagiaan duniawi itu hanya sebagai sarana untuk kita hidup
dan menjalani kehidupan yang bermoral. Selanjutnya melalui kebahagiaan duniawi
kita berusaha untuk mendapatkan kebahagiaan yang ke dua berupa kebahagiaan di
luar duniawi yaitu sedikit demi sedikit berusaha mengikis dan mengurangi
keserakahan (lobha), kebencian ( dosa), dan kegelapan batin (moha).
Melalui
pencapaian dari kedua kebahagiaan itu maka siapa pun yang hidup dalam dunia ini
telah dikatakan hidup dalam Dhamma atau kebenaran sehingga melalui praktik Dhamma
dengan benar seseorang akan bahagia di ke dua alam yaitu bahagia dalam
kehidupan saat ini dan bahagia dalam kehidupan yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar