Sabtu, 27 Desember 2014

Pelindung Sejati

Pelindung Sejati
Oleh: Haris, S.Ag

Perlindungan sejati sangat di butuhkan oleh setiap orang, karena pelindung itu akan dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi pemiliknya di mana pun ia berada. Dalam agama Buddha pelindung sejati sebenarnya diciptakan oleh diri sendiri. Seperti Sabda Buddha dalam Dhammapada ayat 160, berbunyi:” Diri sendiri sesungguhnya adalah pelindung bagi diri sendiri, karena siapapula yang dapat menjadi pelindung bagi dirinya? Setelah dapat mengendalikan dirinya sendiri dengan baik, maka akan memperoleh perlindungan yang sungguh amat sukar dicari.
Pada syair Dhammapada tersebut, tampak jelas bahwa tujuan beragama buddha adalah untuk memiliki dan meningkatkan kemampuan pengendalian diri, karena seseorang memang tidak akan pernah bisa selalu menggantungkan diri dgn pihak lain untuk dapat memperoleh perlindungan sejati dalam menghadapi segala bentuk kesulitan yang dihadapi.
Dalam usaha memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri, ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Salah satu cara dimulai dengan mencari dan memiliki kesempatan tinggal di lingkungan yang mendukung. Namun bila adakalanya kita tinggal ditempat yang kurang sesuai dan kurang mendukung kita harus menguatkan mental atau batin kita agar tidak mudah goyah atau terpengaruh. Ibarat seseorang yang tanganya tidak terluka, tidak akan takut terpengaruh oleh racun yang digenggamnya. Dengan memiliki kualitas mental yang baik seseorang akan mempunyai benteng yang tangguh pelindung sejati di mana pun ia berada.
Untuk mendapatkan kualitas batin dan pelindung yang baik terdapat nasehat Buddha yang bisa dilaksanakan yaitu dalam Sabda Buddha Anguttara Nikaya IV, 51 yaitu seseorang akan dapat meningkatkan kualitas batinnya, apabila ia memiliki:
1. Keyakinan (Keyakinan pada Buddha, Dhamma dan Sangha)
2. Kemoralan (Mempraktikkan 5 pancasila Buddhis dan mengembangkan Pancca Dhamma)
3. Malu melakukan kejahatan (Hiri)
4. Takut akan akibat kejahatan (Ottappa)
5. Banyak mengingat dhamma dan melaksanakannya (Teori, Praktik, Hasil)
6. Rela membagikan kepada mereka yang membutuhkan (Dana)
7. Mampu membedakan hal yang berguna dan yang tidak berguna  + (memiliki pandangan benar sammaditthi)

Dari penjelasan di atas, tampaklah bahwa sesungguhnya diri kita sendiri yang menjadi penentu suka dan duka kehidupan kita sendiri. Apabila kita mampu mengendalikan dan meningkatkan kualitas diri dengan melaksanakan hal-hal di atas dalam kehidupan sehari-hari melalui perbuatan, ucapan dan pikiran, maka kebahagiaan akan kita dapatkan yaitu kebahagiaan karena memiliki kehidupan yang sehat lahir dan batin, terbebas dari perilaku yang menyimpang dari aturan- aturan kemoralan. Sang Buddha juga tegaskan dalam Digha Nikaya, Mahaparinibbana Sutta, 2009: 219, bahwa: “Jadilah pulau bagi dirimu sendiri, menjadi pelindung sendiri tidak berlindung pada orang lain, dengan Dhamma sebagai pulau pelindungmu, tidak ada perlindungan lain”.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar