Pandangan remaja terhadap agama Buddha
Oleh: Haris, S.Ag
"Yo
sāsanaṃ arahataṃ ariyānaṃ dhammajīvinaṃ
paṭikkosati
dummedho diṭṭhiṃ nissāya pāpikaṃ
phalāni
kaṭṭhakasseva attaghaññāya phallati."
Karena
pandangan yang salah orang bodoh menghina
ajaran orang
mulia, orang suci dan orang bijak.
Ia akan
menerima akibatnya yang buruk,
seperti
rumput kastha yang berbuah
hanya untuk
menghancurkan dirinya sendiri. (Dhammapada ;Attavagga;164)
Pendahuluan
Dunia
ini adalah tempat dimana setiap manusia untuk saling berinteraksi, tolong
menolong dan berbuat kebajikan. Apapun agamanya karna setiap agama yang ada
pasti selalu mengajarkan kebaikan baik itu orang tua maupun anak-anak. Dalam
agama Buddha sendiri juga mengajarkan hal yang sama dimana tertera dalam
dhammapada XIV;183 jangan melaukan kejahatan , perbanyak berbuat kebaikan,
sucikan hati dan pikiran inilah ajaran dari para Buddha. Karena itulah setiap
manusia harus memperbanyak perbuatan kebaikan, dan hal tersebut tak lepas dari
sosok remaja yang juga temasuk manusia yang ada dimuka dunia ini.
Remaja
merupakan proses pengalihan dari anak-anak untuk menuju dewasa, dalam
pertumbuhan dan perkembangannya, remaja
juga memiliki agamanya masing-masing. Dan diusianya inilah saat yang tepat
untuk mengenal agama mereka, juga saat itulah mereka akan menentukan masa depan
mereka nantinya.
Disaat
pertumbuhan dan perkembangan ini dapat dikatakan mereka berada di kondisi yang
rawan, masih labil ( mudah berubah / tidak konsisten ) baik dalam hal apapun
termasuklah agama. Karena remaja memiliki pikiran yang masih tidak konsisten
dan mudah terpengaruh pada hal-hal eksternal menyebabkan mereka terpengaruh
dengan agama-agama lainnya. Pikiran itu mudah goyah dan tidak tetap, sulit
dijaga dan sulit dikuasai, namun orang bijaksana akan meluruskannya, bagaikan
seorang pembuat panah meluruskan anak panah (Dhammapada;Cittavagga;33) sebab
itulah menyebabkan para remaja harus berpegang kuat dan teguh dalam agama jika
tidak mereka mungkin akan terjerumus kearah yag tidak baik.
Dengan
perkembagan dunia teknologi yang sangat cepat membuat remaja kadang ikut
terpengaruh dengan perubahan ini, seperti mengikuti gaya hidup orang barat, dan
juga mengikuti tren fashion yang kurang sopan sehingga dengan sibuknya
mengikuti perubahan itu, para remaja kadang melupakan agamanya.
Bagaimanakah pandangan
remaja terhadap agama buddha?
1. Pandangan remaja Buddha
Setiap remaja memiliki pandangan yang berbada terhadap agamanya, ada yang
memadang agama Buddha dari luar dan tak mengenal agamanya lebih dalam lagi.
Mereka berpendapat bahwa setiap agama sama dan hanya dibedakan dengan cara
beribadahnya. Sebagian agama Buddha menganggap agama buddha sebagai label untuk
mengisi kartu pelajar mereka atau KTP mereka namun ada juga yang memandang agama
Buddha sebagai lahan yang subur dan kuat untuk menabur benih-benih kebajikan
mereka. Segala itu memiliki dua sisi yang berbeda, positive dan negative semua
ada dalam pandangan kita.
Bagi remaja yang tidak taat pada agama, agama Buddha hanya dipandang
sebagai sebuah batu loncatan untuk menjawab pertanyaan dari teman mereka ketika
ditanyai agamanya. Padahal mereka sendiri belum tentu mengenal agama Buddha
dengan baik, bahkan ada yang tidak mengenal Buddha itu sendiri. Mereka hanya
mengikuti agama orang tua dan sebagian untuk mengisi indentitas diri itulah
yang kerap kali terjadi.
Namun tidak dipungkiri juga bahwa banyak remaja Buddha yang taat dan
patuh menjalan kan sila-sila yang diajarkan sang Buddha, dan banyak remaja
Buddha yang menjadi muda-mudi diviharanya dan pergi kevihara dengan sepenuh
hati tanpa paksaan orang lain dan menjadikan agama Buddha sebagai dasar dari
segala tindakan mereka. Bagi yang tau akan agama Buddha mereka akan
mengendalikan perbuatannya. Seperti yang tertera dalam (Dhammapada;
bhikkhuvagga;361) sungguh baik mengendalikan perbuatan ; sungguh baik
mengendalikan ucapan; sungguh baik mengendalikan pikiran dan sungguh baik
mengendalikan semuanya(indra-indra)…
Remaja juga memandang agama Buddha sebagai tempat mereka berlatih menjadi
lebih baik dan untuk mengejar jalan menuju nibbana. Walaupun seseorang masih
muda dan kuat, namun bila ia malas dan tidak mau berjuang semasa harus berjuang
serta berpikiran lamban; maka orang yang malas dan lamban seperti itu tidak
akan menemukan jalan yang mengantarnya pada kebijaksanaan. semua yang tertera
dalam kitab suci dapat dipelajari oleh para remaja dan melaksanakannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Agama Buddha juga dipandang sebagai pelita dalam kegelapan yang dapat
menuntun mereka menuju kecahaya terang. Dan mereka tidak akan melepaskan pelita
itu agar mereka dapat menuju cahaya terang
tersebut.
2. Pandangan remaja non-Buddha
Bagaimana
remaja non-Buddha terhadap agama Buddha?
Banyak
sekali yang salah memandang agama Buddha mereka hanya memandang dari luar tanpa
mengenal lebih dekat. Mereka kadang juga mencemooh tentang agama Buddha dari
segi apapun baik tradisi, cara sembayang maupun apa yang dipuja saat sembayang.
Mereka hanya memandang agama mereka benar, dan memandang agama Buddha itu salah
seperti memuja berhala, patung dan sebagainya tanpa mereka ketahui bahwa dalam
agama Buddha tidak mengenal adanya Tuhan dan patung tersebut bukanlah Tuhan
dalam agama Buddha, agama Buddha juga tidak memujanya, namun menghormati
jasa-jasa beliau pada zaman dahulu. Memang banyak pandangan salah dari remaja
non-Buddha, atau bahkan dari remaja Buddha itu sendiri hingga ia menghina agama
Buddha. Dan dijelaskan dalam (Dhammapada;AtthiVagga;164) Karena
pandangan yang salah orang bodoh menghina ajaran orang mulia, orang suci dan
orang bijak. Ia akan menerima akibatnya yang buruk,seperti rumput kastha yang
berbuah hanya untuk menghancurkan dirinya sendiri. Begitulah yang sedang
dilakukan oleh mereka yang mengejek mencemooh ajaran sang Buddha.
Namun ada juga yang memandang agama
Buddha dengan baik tanpa menghina dan mencemooh ajaran Buddha, mereka saling
menghargai perbedaan agama dan mengganggap perbedaan adalah wajar. Itulah sikap
yang harus ditiru oleh semua umat beragama di manapun berada.
kesimpulan
Agama apapun yang dianut seharusnya
menjadikan mereka bersatu, seperti symbol bhinekka tunggal ika yaitu walaupun berbeda-beda
namun tetap satu. Agama Buddha merupakan agama yang sangat baik untuk
diteladani. Walaupun perbedaan pandangan kerap kali terjadi dan hal itu adalah
wajar, maka perbanyaklah dalam membaca kitab suci tripitaka, karena di sanalah
tercantum semua yang ingin kita ketahui, karena tiada ajaran Buddha yang
dirahasiakan jalankanlah praktek hidup yang benar dan jangan lalai. Barang siapa yang hidup sesuai dengan Dhamma
akan hidup berbahagia didunia ini maupun didunia
berikutnya(Dhammapada;lokaVagga;169) walaupun dunia berubah namun ajaran dari
sang Buddha tetap kekal abadi, walaupun
kita telah pergi ajaran dari yang mulia akan tetap bertahan.
SABBE SATTA
BHAVANTU SUKHITATTA
Semoga semua
mahkluk hidup berbahagia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar