Agama Buddha Sebagai Semangat Hidup
Oleh: Haris, S.Ag
Dalam hidup ini mungkin kita sering berpikir?
Mengapa di dunia ini ada banyak perbedaan, seperti: ada orang kaya dan miskin,
sehat-sakit-sakitan, umur panjang-umur pendek, cantik-jelek, pandai-bodoh, dan
lain sebaginya. Perasaan kita kadang lebih hancur bila kita mengingat
penderitaan seakan lebih sering terjadi pada kita dibandingkan pada orang lain.
Kita kecewa. Kita kemudian bertanya dalam hati, apakah kesalahan kita? Apakah
benar ini cobaan hidup? Siapakah yang mencoba? Kita terus berusaha mencari
'kambing hitam' atas kesulitan yang dialami. Namun, sebagai seorang umat
Buddha, kita tidak diajar oleh Sang Guru Agung untuk menyalahkan pihak lain
atas kesulitan kita. Semua penderitaan dan masalah kehidupan pasti ada
penyebabnya. Setiap orang memiliki penyebabnya masing-masing. Oleh karena itu,
sungguh tidak tepat bila dalam diri kita masih juga muncul kejengkelan, iri
hati terhadap kebahagiaan orang lain. Buddha Dhamma telah sempurna dibabarkan.
Buddha Dhamma memberikan jalan untuk memperoleh kebahagiaan. Buddha Dhamma juga
menguraikan cara untuk mempertahankan kebahagiaan yang kita alami.
Sang Buddha sejak hampir tiga ribu tahun yang lalu telah mengerti
dan menyadari bahwa kehidupan ini memang selalu berisikan perbedaan, saling
bertolak belakang. Perbedaan dalam dunia ini malah sering diibaratkan sebagai
saudara kembar. Artinya, kita tidak mungkin hanya menerima satu sisi dan
menolak sisi yang lainnya. Kita hanya mau menerima sisi kebahagiaan saja dan menolak
sisi yang berisikan penderitaan. Bila diamati, kondisi bahwa segala sesuatu
selalu berubah ini adalah merupakan hakekat kehidupan. Perubahan itu sendiri
adalah netral, tidak menyedihkan maupun menggembirakan. Munculnya perasaan suka
maupun duka dalam menghadapi perubahan itu adalah hasil pikiran kita sendiri. Oleh
karena itu, tidak mungkin kita mampu mengubah dunia. Tidak mungkin kita
mengubah kenyataan. Hal yang mampu kita lakukan adalah mengubah cara berpikir
kita sendiri. Siap menerima kenyataan sebagai kenyataan, bukan seperti yang
kita harapkan menjadi kenyataan. Cara berpikir yang salahlah yang membuat kita
menderita.
Apabila kita sudah mengerti adanya kekurangan dan kelebihan pada
setiap mahluk, maka kita hendaknya mulai merenungkan penyebab perbedaan ini
muncul. Perbedaan ini muncul karena adanya Hukum Kamma atau hukum perbuatan.
Dalam Samyutta Nikaya telah disebutkan bahwa sesuai dengan
benih yang ditanam demikian pula buah yang akan dipetik, pembuat kebajkan akan
memperoleh kebahagiaan, sebaliknya pembuat kejahatan akan mendapatkan
penderitaan. Jadi, orang yang memiliki penampilan menarik adalah karena buah
kebajikannya dari kehidupan lampaunya, Karena kesulitan dan permasalahan adalah
bagian dari buah kamma buruk kita, maka untuk mengatasinya, kita dapat menambah
kamma baik. Penambahan kamma baik dapat dilakukan melalui perbuatan badan,
ucapan dan juga pikiran yang baik. Semakin banyak kamma baik kita lakukan,
semakin besar kondisi hidup kita untuk mencapai kebahagiaan. Ibarat pada
segelas air dimasukkan satu sendok garam, lalu diaduk, terasa sangat asin.
Untuk mengurangi rasa asin itu, kita dapat menambah air sedikit demi sedikit.
Apabila air sudah sebanyak lima atau sepuluh gelas maka satu sendok garam yang
ada di dalam air itu sudah tidak terasa lagi asinnya.
Selanjutnya, bagaimana cara mencapai kebahagiaan? Dalam Agama
Buddha, terdapat tiga perbuatan baik yang dapat digunakan untuk memperbaiki
tingkat kehidupan kita. Ketiga perbuatan itu adalah kerelaan (dana),
kemoralan (sila) dan konsentrasi (samadhi). Ketiga jalan Ajaran
Sang Buddha ini jika dilaksanakan terus dalam kehidupan akan membuat hidup kita
lebih baik dan bahagia di dunia ini. Bahkan, di kehidupan yang akan datang pun
dapat terlahir di salah satu dari dua puluh enam alam surga. Kerelaan digunakan
untuk menyesuaikan harapan kita agar sama dengan kenyataan. Dapat menerima
kenyataan. Kemoralan ditujukan agar kita dapat memperbaiki kualitas diri dan
sistem kerja kita agar harapan dapat tercapai. Samadhi dimanfaatkan untuk
menentukan apakah keinginan ataukah sistem kerja yang harus kita perbaiki. Atau
menentukan tindakan yang tepat untuk menghadapi masalah.
Segala suka dan duka sesungguhnya adalah karena
buah perbuatan kita sendiri. Karena itu bila kita sedang berbahagia tambahlah
terus kebajikan agar dapat terus mempertahankan kebahagiaan yang sedang kita
rasakan. Bila sedang mengalami penderitaan, maka jangan bosan-bosan untuk
menambah kebajikan agar kamma buruk yang kita alami segera berlalu. Dengan
memahami yang demikian itu maka kita sebagai umat Buddha akan selalu
bersemangat dalam menghadapi kehidupan ini sehingga kebahagiaan selalu ada pada
diri kita.
Kerelaan (dana) adalah awal kebajikan.
Kerelaan dapat berupa materi dan juga bukan materi. Pokok pemikiran latihan
kerelaan ini adalah agar orang dapat memilki pola pikir: Semoga semua mahluk
berbahagia. Sebab, dengan pemikiran awal ini saja, kebencian, iri hati maupun
kecemburuan akibat perbedaan dalam kehidupan akan dapat dilenyapkan. Kita
bahkan ikut berbahagia atas kebahagiaan mahluk lain. Kita bersimpati dengan
kebahagiaan orang lain. Kita menjadi orang yang mempunyai tingkat toleransi
yang tinggi terhadap lingkungan.
Kemoralan berintikan kedisiplinan. Latihan ini
diawali dengan pelaksanaan Pancasila Buddhis. Isi Pancasila Buddhis adalah
latihan pengendalian diri untuk tidak melakukan pembunuhan, pencurian,
pelanggaran kesusilaan, berbohong dan mabuk-mabukan. Inti latihan ini adalah
agar kita dapat meningkatkan kualitas diri kita. Meningkatkan disiplin diri.
Menumbuhkembangkan disiplin diri diperlukan agar kita mampu mencapai harapan
kita.
Konsentrasi atau latihan meditasi ditujukan
untuk mencapai ketenangan pikiran. Meditasi tidak akan menyelesaikan masalah
yang sedang dihadapi. Meditasi adalah sarana untuk menenangkan pikiran agar
dapat menyelesaikan masalah. Dengan memiliki ketenangan pikiran, kita dapat
menentukan kapankah kita harus menurunkan harapan kita; atau kapankah kita
harus meningkatkan sistem kerja kita. Ataukah, kapan saatnya untuk melakukan
keduanya sekaligus, menurunkan harapan dan meningkatkan kinerja. Pemilihan ini
membutuhkan ketenangan dan keseimbangan batin. Dengan memiliki kemampuan
memberikan pilihan yang tepat, kita akan dapat meningkatkan kebahagiaan dalam
hidup.
KESIMPULAN
- Semua
mahluk memang selalu memiliki kelebihan dan kekurangan.
- Perbedaan
yang ada pada mahluk hidup adalah karena setiap mahluk memiliki kammanya
sendiri-sendiri.
- Kita
dapat memperbaiki kehidupan kita dengan melaksanakan kerelaan, kemoralan
dan samadhi setiap hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar